Landmark UIN Walisongo merupakan optimalisasi ruang terbuka publik di kawasan kampus 3 UIN Walisongo Semarang. “Welcome to UIN Walisongo Semarang” menjadi konsep utama dalam menciptakan desain landmark ini. Site Landmark UIN Walisongo berada di aksis koridor kampus 3 di depan fakultas Ekonomi dan Bisnis islam UIN Walisongo dengan Luas site 340 m2, Luas bangunan : 86,58 m2, Luas Ruang Public : +/- 250 m2. Gubahan Massa berbentuk lengkung menjadi Implementasi desain sehingga dapat memberikan kesan penyambutan yang hangat menerima dengan tangan terbuka kehadiran seluruh civitas yang hadir di UIN Walisongo Semarang. Keberadaan Landmark memberikan pengalaman visual, membentuk citra kawasan dan mempengaruhi kesan pertama pengunjung (Lynch, 2008).
Desain arsitekturl landmark merespon sumbu axis utama koridor kampus 3, memberikan kesan tangkapan pada area site landmark dan memberikan efek kejutan klimaks bagi pengguna yang menyusuri sepanjang koridor kampus 3 UIN Walisongo dengan dari area main Entrance kampus 3 sampai pada area landmark yang mana memiliki level topografi yang cukup tinggi. Keberadaan bangunan Gedung Aula dan bangunan walisongo center di kanan dan kiri bangunan dan bentuk lengkung memberikan Kesan keterlingkupan pada kawasan landmark ini. Derajat keterlingkupan ruang atau enclosure dari bidang vertikal dan horizontal melingkupi pelaku, pengamat, atau orang yang ada di dalamnya (Ching, 1979).
Repetisi bentuk lengkung Iwan pada landmark mencirikan arsitektur islam (Utaberta, 2008). Selain itu permainan kolom pada ending gubahan massa bangunan dengan menerapkan kolom kantilever seperti huruf Y dalam desainnya menggambarkan Sinergi berjejaring bertumbuh bersama seluruh civitas akademika dalam membesarkan Nama UIN Walisongo dalam Skala Nasional maupun internasional di masa yang akan datang. Penggunaan Ornamen Geometri di kanan kiri tulisan UIN Walisongo memberikan ambience yang kental tentang arsitektur Islam, tentang UIN Walisongo sebagai perguruan tinggi keagamaan islam.
Level ketinggian site dari jalan setinggi 2 meter serta setback bangunan dengan bentuk lengkung menjadi potensi bagi area landmark. Level ketinggian menciptakan sebuah hirarki ruang. Keberadaan setback bangunan juga dapat memberikan kualitas keterlingkupan (enclosure) dan ruang besar area bersama bagi pengguna (Saputera, 2020). Level ketinggian 2 meter ini dibagi menjadi 2 zona plaza yaitu plaza bawah dan plaza atas. 2 zona plaza ini menjadi ruang transisi sekaligus menjadi perwujudan hirarki ruang tersebut.
Landmark UIN Walisongo memiliki daya tampung kurang lebih 200 pengguna, area landmark ini diharapkan dapat menjadi ruang public yang berkualitas dan bermanfaat bagi kebersamaan seluruh civitas. Landmark UIN Walisongo menjadi Place yang memiliki arti dan makna bagi civitas dari menjadi identitas bagi UIN Walisongo. dan ketika sebuah space menjadi place maka memungkinkan kejadian di place tersebut dapat mempengaruhi masyarakat. Konsep Place ini memahami sebuah tempat bukan hanya sekedar ruang. sebuah ruang yang memiliki makna dengan memahami aktivitas manusia, interaksi antar manusia dan keruangannya (Finding Lost Space, 1986). Landmark UIN Walisongo ini menjadi ruang seluruh civitas dan non civitas berekspresi, membangun ruang kenangan dari setiap kebersamaan dan setiap moment keberhasilan seluruh civitas akademika UIN Walisongo Semarang.