Perencanaan Alur Sirkulasi Pondok Pesantren Sebagai Penerapan Syariat

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional di Indonesia. Istilah “pondok” berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah bangunan sederhana atau pondok kecil, sedangkan “pesantren” berasal dari bahasa Jawa yang berarti tempat tinggal atau asrama. Secara umum, pondok pesantren adalah tempat di mana para santri tinggal dan belajar agama Islam serta ilmu pengetahuan umum. Aktivitas utama di pondok pesantren adalah mengaji dan mempelajari berbagai disiplin ilmu agama Islam seperti tafsir, hadis, fiqh, dan akhlak.

Pondok Pesantren terdiri dari dua kata. Menurut KBBI, “pondok” berarti bangunan untuk tempat sementara, sementara “pesantren” adalah asrama tempat santri atau murid belajar mengaji dan sebagainya. Fungsi pondok pesantren adalah tempat untuk belajar mengaji dan menimba ilmu agama Islam. Di dalam pesantren, santri sering berpindah dari satu bangunan ke bangunan lainnya sebagai bagian dari proses belajar agama. Aktivitas ini berlangsung secara berulang-ulang dan membentuk alur sirkulasi yang perlu perhatian khusus. Sirkulasi juga merupakan jalur pergerakan yang dapat dikatakan sebagai benang atau tali yang memiliki tujuan untuk menghubungkan antar ruang di dalam bangunan dan juga menghubungkan ruang dalam dan ruang luar (Ching, 2007).

Kehidupan di dalam pondok pesantren sangat terorganisir dan penuh disiplin. Para santri harus mengikuti jadwal kegiatan yang ketat mulai dari subuh hingga malam hari. Mereka belajar, beribadah, dan melakukan berbagai kegiatan sosial secara bersama-sama di bawah bimbingan para ustadz. Selain itu, para santri juga diajarkan untuk mandiri, bekerja keras, dan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka.

Salah satu ciri khas pondok pesantren adalah adanya sirkulasi kegiatan yang terus menerus. Santri berpindah dari satu bangunan ke bangunan lain untuk mengikuti berbagai kegiatan seperti kelas mengaji, dan kegiatan sosial lainnya. Sirkulasi ini merupakan bagian penting dari proses pendidikan di pondok pesantren karena melatih para santri untuk disiplin, bertanggung jawab, dan menghargai waktu. Dengan adanya alur sirkulasi yang baik, pondok pesantren menjadi tempat yang produktif untuk belajar dan berkembang bagi para santri.

Pondok Pesantren sebagai tempat menimba ilmu agama Islam, sehingga penerapan berkegiatan sehari hari di dalam pondok pesantren harus sesuai dengan syariat mampu diterapkan sebagaimana mestinya. Diharapkan para santri setelah menyeselaikan pendidikan di Pondok Pesantren juga mampu menerapkan kebaikan yang didapat didalam lingkungan Pondok Pesantren dan menularkan kebaikan tersebut di masyarakat umum.

Salah satu ajaran agama Islam atau syariat yang berhubungan dengan sirkulasi adalah hubungan mahram antara santri putra dan putri, termasuk antara santri putra dan santri putri. Hubungan mahram yang dimaksud adalah batasan pandangan dan sentuhan antara santri putra dan putri. Sehingga dalam melakukan perencanaan sirkulasi santri putra dan putri perlu diperhatikan agar tidak terjadi pelanggaran syariat terkait hubungan mahram antara santri putra dan santri putri.

Batasan hubungan antara santri putra dan santri putri dijelaskan dalam surat Annur ayat 30:

قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ

Katakanlah kepada laki-laki yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya. Demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang mereka perbuat.

Kemudian pada ayat selanjutnya yaitu ayat 31 dalam surat Annur menjelaskan batasan hubungan santri putra dan santri putri yang semakin memperkuat aturan syar’i tersebut

وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اٰبَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَاۤىِٕهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَاۤءِ ۖوَلَا يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّۗ وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Katakanlah kepada para perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (bagian tubuhnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Hendaklah pula mereka tidak menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra suami mereka, saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, para perempuan (sesama muslim), hamba sahaya yang mereka miliki, para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Hendaklah pula mereka tidak mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.

Contoh kasus pada perencanan pengembangan masterplan Pondok Pesantren Budi Utomo Purwodadi

Pemisahan Sirkulasi Santri Putra dan Putri

Alur sirkulasi ditunjukkan dengan garis berwarna biru untuk santri putra dan garis berwarna pink untuk santri putri. Pada rencana master plan Pondok Pesantren Budi Utomo Purwodadi ini asrama santri putra dan putri dipisah pada sisi kanan dan kiri site, yang ditunjukkan oleh no 4 sebagai area asrama santri putri dan no 5 sebagai area asrama santri putra. Salah satu aktifitas rutin yang dilakukan adalah aktifitas santri menuju Masjid (area no 1) pada waktu sholat 5 waktu.

Pembentukan sirkulasi yang disebutkan tidak hanya dimaksudkan untuk mematuhi ajaran Islam, tetapi juga untuk melindungi privasi dan memberikan kenyamanan serta kelancaran yang efisien bagi santrputra dan putri sehingga semua aktivitas di Pondok Pesantren dapat berjalan dengan efektif.

Alur sirkulasi santri Putra dan Putri dipisahkan dengan jalan kendaraan

Selain itu aktivitas rutin lainnya adalah kegiatan belajar di ruang kelas. Area ruang kelas santri putri ditunjukkan oleh no. 3, sementara area ruang kelas santri putra ditunjukkan oleh no 2. Kedua area tersebut merupakan area eksisting yang terletak di dekat pintu masuk utama (main entrance) sehingga pada area tersebut terdapat pertemuan sirkulasi antara santri putra dan santri putri, namun hal ini bisa diantisipasi dengan pemberian pembatas pada area sirkulasi yang bersinggungan. Selain itu pintu masuk untuk menuju ruang kelas putra dan santri putri juga terpisah, sehingga interaksinya dapat dikendalikan.

Dengan demikian, pengaturan sirkulasi di Pondok Pesantren Budi Utomo Purwodadi yang mendukung penerapan syariat Islam bukanlah hal yang mustahil karena tetap mengedapankan privasi, kenyamanan, dan efisiensi para santri. Diharapkan seluruh santri yang telah lulus mampu menerapkan seluruh nilai-nilai Islam yang telah ditanamkan dan menjadi generasi dengan prestasi dan akhlaq yang unggul di masyarakat.

 

referensi:

Ching, Francis D. K. 2007. Architecture Form, Space, and Order 3rd ed. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Alquran Alkarim. Annur: 30-31

 

Penulis :

Ar. Bikhoiri Maulana Muhammad, IAI